Jumat, 28 September 2012

Minuman Penambah Berat Badan


Jakarta - Untuk mendapatkan berat badan yang ideal, seseorang yang terlalu kurus perlu menjalani diet penambahan berat badan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan berat badan, salah satunya adalah dengan mengonsumsi minuman bernutrisi.
Minuman diet yang kaya nutrisi tersebut tidak hanya menyediakan kalori, tetapi juga gizi yang diperlukan. Tujuannya adalah dengan meningkatkan massa otot, menimbun lemak dalam jumlah yang sehat, dan mempertahankan tingkat cairan tubuh. Berikut 5 jenis minuman yang dapat membantu menambah berat badan, seperti dilansir onlymyhealth, Selasa (18/09/2012).
1. Minuman berprotein (Protein Shake)
Meskipun minuman berprotein bukan yang paling direkomendasikan untuk penambahan berat badan, tetapi bisa berguna sebagai tambahan makanan padat untuk mewujudkan tujuan tersebut. Caranya adalah dengan menambahkan susu skim yang kaya akan protein ke minuman Anda dengan mengikuti petunjuk pada label. Minuman lezat ini dikenal dengan protein shake yang dapat menambah berat badan seseorang dengan cara yang mudah dan menyenangkan.
2. Minuman berkarbohidrat
Minuman tinggi karbohidrat dianggap ideal untuk meningkatkan berat badan dan massa otot. Anda perlu berkonsultasi kepada ahli gizi terlebih dahulu sebelum mengambil minuman berkarbohidrat karena beberapa diketahui dapat membahayakan kesehatan. Keuntungan dari minuman ini adalah karena memberikan energi dosis tinggi yang mendukung aktivitas fisik yang tinggi untuk membangun otot. Tambahkan pisang dan susu ke dalam minuman berkarbohidrat dan nikmatilah sebagai susu kocok. Anda dapat menambahkan buah-buahan lainnya seperti jeruk.

3. Jus sayuran
Jus bukan hanya dapat dinikmati sebagai minuman diet penurunan berat badan saja, tetapi juga dapat membantu meningkatkan berat badan. Jus murni dari buah atau sayuran dapat Anda nikmati ketika sedang beristirahat untuk memenuhi asupan vitamin yang juga baik untuk upaya peningkatan berat badan.
4. Susu
Banyak sekali produk susu yang menawarkan penambahan berat badan dengan cepat. Pilihlah produk susu yang tepat dengan memperhatikan label kemasan terhadap jumlah kalori yang ditawarkan. Minumlah secara teratur seperti petunjuk yang dituliskan dalam kemasannya agar Anda dapat mencapai berat badan ideal dengan cepat.
5. Minuman bersuplemen
Beberapa suplemen minuman yang dijual di pasaran umumnya mengandung vitamin, mineral dan kaya akan kandungan kalori yang tinggi. Kandungan gula dari minuman ini juga telah diatur sehingga pasien diabetes pun dapat meminumnya tanpa khawatir dapat meningkatkan risiko penyakitnya.

Mengerem Nafsu Makan Dengan Minum Air Putih


Jakarta, Kepadatan energi didefinisikan sebagai jumlah kalori yang ada dalam setiap gigitan makanan. Makin banyak makan maka kepadatan energi orang akan tinggi sehingga membuatnya gampang gemuk. Lalu bagaimana caranya untuk menurunkan 'kepadatan energi' Anda? Menurut Barbara Rolls, Ph.D., Chair of Nutritional Sciences di Penn State caranya sangat mudah, yaitu perbanyak asupan air Anda. Hal itu bisa berarti menambahkan sayuran ke makanan, makan salad sebelum makan besar dan menyiapkan jus buah atau sup sebagai pendamping makan. Makanan yang kaya air akan memenuhi perut tanpa menambahkan kalori secara berlebihan. Lalu ketika perut terasa kenyang, tak peduli apapun isinya maka sensor di dalam sistem pencernaan akan langsung mengirimkan sinyal pada otak bahwa inilah saatnya untuk berhenti mengunyah atau makan. Jika sudah begini, Anda akan cenderung mengurungkan niat untuk menambah asupan makanan atau makan dengan pola yang sembarangan, yang bisa berujung pada penambahan berat badan. "Makin sedikit kalori yang ada pada setiap gigitan makanan Anda, makin banyak gigitan yang Anda dapatkan jika diberi makanan dengan jumlah kalori tertentu. Dengan kata lain jika 'kepadatan energi' Anda lebih rendah itu berarti porsi kalori Anda lebih banyak," ungkap Rolls seperti dilansir dari menshealth, Jumat (28/9/2012).

MENGHARGAI WAKTU

    Waktu adalah momentum untuk kita mengukir prestasi. Demi masa…demikianlah Allah bersumpah menegaskan bahwa sesungguhnya manusia pasti akan merugi kalau tidak memperhatikan waktu kecuali 4 : Orang yang beriman
        Orang yang beramal shalih
        Orang yang menasehati dalam kebernaran
        Orang yang menasehati dalam kesabaran
 Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Ashr 1-3 :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
Menyikapi ayat ini Imam Syafi’I rahimahullah berkata “Seandainya manusia memahami ayat ini cukuplah agama ini baginya..” apa maksudnya? Surat ini merupakan intisari bahwa hidup adalah kumpulan waktu. Yang tak mampu menggunakan waktu dialah orang yang dijamin bakal rugi.
Rasululloh Saw bersabda :
Ada dua nikmat dimana banyak orang yang tertipu dengan keduanya : Nikmat sehat dan waktu luang (HR.Bukhari dari Ibnu Abbas)

Muhasabah Waktu
Menurut Nabi, rata-rata umur umatnya sekitar 60 tahun. Waktu kita sama dalam sehari 24 jam. Cara kita menggunakan waktu kitalah yang membuat kita berbeda.
Kalau dihitung masing-masing waktu kita sama : 60 detik dalam 1 menit, 60 menit dalam 1 jam dan 24 jam dalam sehari, 7 hari sepekan dan seterusnya. Namun kata Imam Al Ghazali kalau orang umurnya 60 tahun rata-rata menjadikan 8 jam sehari untuk tidurnya maka dalam 60 tahun dia telah tidur dalam 20 tahun. Inna lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun. Dan itulah kebanyakan manusia mungkin juga kita.

Imam Syahid HAsan Al Banna pernah mengatakan, “Ketahuilah kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang tersedia, maka bantulah dengan sebaik-baiknya dan juka anda punya kepentingan atau tugas selesaikanlah segera.”
Perkataan ini menggambarkan betapa sedikitnya waktu kita dibandingkan dengan pekerjaan besar yang harus dikerjakan, amanah yang harus ditunaikan, cita-cita besar yang harus direalisasikan. Tetapi kita sering merasa tak memiliki kewajiban sehingga banyak waktu yang dibuang-buang. Ironisnya kita masih sering mengeluh merasa kurang waktu dan banyaknya tanggung jawab yang menjadi beban padahal kita sendiri yang sering menyia-nyiakan waktu yang ada.

Kisah para Ulama besar dalam memanfaatkan waktu mereka :
Imam Syafi’I, beliau membagi waktu malamnya menjadi tiga yakni sepertiga pertama untuk menulis ilmu, spertiga kedua untuk shalat malam, dan sepertiga ketiga untuk tidur.
Abu Hurairah, beliau dan keluarganya menghidupkan malamnya menjadi tiga. Sepertiga pertama ia berjaga sambil shalat,kemudian seprtiga kedua istrinya yang berjaga sambil shalat kemudia sepertiga yang terakhir oleh anaknya.

Oleh karena itu marilah kita menafaatkan sebaik-baiknya waktu kita untuk berbagai amal sholeh untuk akhirat maupun untuk bekerja dalam meraih kebahagiaan dunia. Jangan sampai waktu kita terbuang untuk hal-hal yang sia-sia apalagi untuk berbuat dosa.


Rabu, 26 September 2012

Berhentilah Sejenak di Terminal Kehidupan


“Marilah kita duduk sejenak untuk beriman” (Muadz bin Jabal)
“Marilah kita beriman sejenak. Sesungguhnya hati lebih cepat berbolak-balik daripada isi periuk yang sedang menggelegak” (Ibnu Rawaahah, kepada Abu Dardaa’)
Bobby De Porter dalam bukunya Quantum Learning memberikan satu tips penting dalam teknik membaca. Dia berkata, agar apa yang kita baca melekat di benak, maka perbanyaklah jeda saat membaca. Hal ini terkait hasil penelitian tentang cara kerja otak di mana otak kita memiliki kemampuan menerima informasi yang penuh (100%) saat pertama kali membaca, namun akan terus berkurang selama proses membaca tersebut.
Memang demikianlah adanya. Kita manusia penuh dengan keterbatasan.  Otak yang seringkali mampu menemukan banyak kejadian luar biasa pun memerlukan jeda untuk kemudian bisa kembali bekerja.
Bukan hanya otak (akal) saja yang membutuhkan jeda. Raga dan jiwa, sebagai elemen yang ada pada diri manusia, juga membutuhkannya. Saat seseorang memekerjakan raganya terus-menerus, pasti akan ada saatnya rasa lelah, letih, penat datang sebagai sinyal  yang mengarahkannya untuk berhenti sejenak.
Berhenti sejenak bukan berarti mematahkan langkah dan menjauhkan dari tujuan. Berhenti sejenak berbeda dengan diam. Karena ibarat berkendaraan, berhenti sejenak dapat menghilangkan kantuk dan memulihkan kembali stamina tubuh.  Ia seperti halnya seekor burung yang  hinggap di pepohonan, menghimpun tenaga untuk kemudian kembali terbang lebih jauh. Sama halnya dengan kereta yang berhenti di setiap stasiun untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, mengisi bahan bakar, mengecek mesin agar perjalanan selamat hingga ke tujuan. Ibarat musafir yang beristirahat  seraya  mencocokkan arah kompas, mengukur peta dan memeriksa bekal perjalanan.
Begitu pentingnya jeda dalam kehidupan ini, sehingga Rasulullah saw tidak menyudutkan Hanzalah atas segenap perasaan yang ditumpahkan kepada beliau  saat merasakan aroma kemunafikan yang menghinggapinya.
“Ketika aku bersamamu ya Rasulullah, aku merasakan seolah-olah syurga dan neraka itu sangat dekat. Lantas air mataku mengalir. Tapi, di rumah aku bersendagurau bersama anak-anak dan isteriku . Tidakkah aku ini seorang munafik ya Rasulullah?”, ujar Hanzalah.
Rasulullah tersenyum, lalu bersabda,“Demi yang jiwaku di tanganNya andai kalian tetap seperti kalian di sisiku dan terus berdzikir niscaya para malaikat akan berjabat tangan kalian, sedang kalian berada di atas tempat tidur dan di jalan raya, akan tetapi wahai Hanzalah, ada waktumu (untuk beribadah) dan ada waktumu (untuk duniamu)”. – HR. Muslim
Pada suatu hari, Salman bermaksud hendak mematahkan niat Abu Darda untuk shaum sunnah esok hari. Dia menyalahkannya, “Apakah engkau hendak melarangku shaum dan shalat karena Allah?” kata Abu Darda. Salman menjawab, “Sesungguhnya kedua matamu mempunyai hak atas dirimu, demikian pula keluargamu mempunyai hak atas dirimu. Di samping engkau shaum, berbukalah dan di samping melakukan shalat, tidurlah!” Peristiwa itu sampai ke telinga Rasulullah saw. Beliau bersabda, “Sungguh Salman telah dipenuhi dengan ilmu”.
Begitu pula dengan kehidupan Rasulullah saw sendiri. Kita pernah mendapati kisah beliau yang menyaksikan permainan tombak dari kaumHabsyi bersama Aisyah ra . Dan beliau juga, suatu ketika, melakukan lomba lari bersamanya.
Sungguh, berbagai kisah di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa Rasulullah saw dan para shahabat memenuhi hari-hari mereka dengan ibadah kepada Allah SWT. Dan di antara kesibukan beribadah itu, mereka sempatkan untuk mengambil jeda menghibur  jiwa bersama orang-orang yang dicinta.
Sekarang, marilah kita tengok kehidupan kita. Akankah kita melakukan jeda dari segenap kesibukan duniawi untuk kemudian bermunajat kepada Allah, menanamkan kembali rasa syukur atas setiap curahan rahman dan rahimNya yang telah lama kita abaikan? Akankah kita merasa perlu untuk berhenti sejenak menghisab diri untuk kemudian bertaubat menyungkur sujud kepada Sang Khaliq, meraih kembali kekokohan iman yang kini sudah kian rapuh?
Yaa Bilal, arihna bi shalaah.” Demikian kata Rasulullah saw kepada Bilal. “Wahai Bilal, istirahatkan kami dengan shalat.’ Dan, Rasulullah pun mengistirahatkan diri dengan shalatnya, merasakan kesejukan dan kesenangan di dalamnya, sebagaimana pula sabda beliau, “Dan Allah menjadikan qurratul ‘ain (sesuatu yang menyejukkan dan menyenangkan hati) bagiku pada (waktu aku melaksanakan) shalat.”