Kamis, 06 September 2012

Jangan Sisakan Penghasilan, Habiskan Saja


Banyak yang bertanya pada saya, “bagaimana caranya agar bisa menyisakan uang? soalnya banyak sekali kebutuhan ini dan itu, jadinya susah sekali untuk bisa menabung”.
Ada lagi yang mengeluh “Udah kita hitung di atas kertas, akhir bulan bisa ada sisa sekian ratus ribu buat ditabung. Eh pas akhir bulan, gak ada sisanya tuh. Malah kadang kurang”
“Uangnya udah dibagi-bagi per amplop, termasuk untuk tabungan. Tapi kok ya adaaaa aja kebutuhan ini dan itu. Jadinya gak nabung lagi deh” Begitu pengakuan sebagian orang lain yang bertanya-tanya bagaimana cara yang efektif agar bisa menyisakan uang untuk ditabung.

Kalau menurut saya sih, tidak usah mencari cara untuk menyisakan uang, karena uang memang sulit untuk bersisa. Uang itu seperti air, mudah menguap, mudah mengalir.
Uang memang diciptakan untuk dipakai, untuk dihabiskan, bukan untuk disisakan. Itulah sebabnya uang sulit sekali untuk bersisa.

Maka sebagai perencana keuangan, saya TIDAK menyarankan untuk menyisakan uang untuk kebutuhan masa depan. Sekali lagi, JANGAN sisakan uang.
Saya ulang lagi ya… JANGAN sisakan uang untuk kebutuhan masa depan. Setiap Anda gajian, langsung HABISKAN saja.
Jangan cari cara untuk menyisakan uang, karena uang diciptakan memang untuk dihabiskan, bukan untuk disisakan. Yang seharusnya kita lakukan adalah, mencari cara untuk MENGHABISKAN uang kita dengan benar. Bukan menyisakannya.
Bgaimana cara menghabiskan uang dengan benar? Setiap gajian, langsung bayar zakat, bayar hutang & saving. Sisanya, habiskan sesuka hati Anda.

Lho, kenapa dihabiskan? Tidak disisakan?
Karena menurut saya, yang paling menyakitkan yang berhubungan dengan uang adalah ketika kita punya uang, tapi tidak boleh dipakai. Sakiiiiiiitttt rasanya…..

Lebih menyakitkan dari kondisi bokek, lebih menyakitkan dari gaji yang cuma numpang lewat karena langsung bayar hutang kesana kemari. Karena kalau memang tidak ada uang di tangan, mau apa lagi… selesai masalah pada saat itu. Tapi kalau ada uangnya di dalam dompet atau dalam rekening kita, tapi tidak boleh dipakai karena masih harus membayar tagihan ini dan itu, akan lebih sakit rasanya. Liat barang oke, diskon pula, duit ada di dompet atau rekening. Tapi gak bisa dipake karen jatah arisan, atau duit sekolah anak, atau buat bayar listrik, dll.

Bayangkan kalau Anda sekarang sedang belanja. Jatah shopping sudah dihabiskan, tapi duit buat saving masih ada di dompet. Terus liat barang bagus… beli apa nggak?
Beli ato nggak, pasti nyesel deh. Kalo gak beli, nyesel kapan lagi bisa mendapatkan diskon gede-gedean. Tapi kalau beli nyesel juga, duit tabungan malah kepake. Atau setidaknya terjadi “perang batin” ketika sedang mempertimbangkan untuk beli atau tidak.

Makanya saya punya rumus: Pay your God first, bayar hutang, saving, nah sisanya puas-puasin deh buat shopping. Percayalah, shopping-nya jadi lebih puas karena gak harus pusing-pusing untuk menyisakan uang. Iya kan?

Ketika konsep ini saya bawakan di twitter, masih juga ada yang bertanya: “bukankah sebaiknya kita menyiapkan untuk pensiun? Lalu bagaimana dengan dana cadangan? jadi gak usah nabung ya?” Dan berbagai pertanyaan sejenisnya.

Biar gak salah kaprah, yuk kita lihat kembali pernyataan mengenai cara menghabiskan uang.
Prioritas pertama adalah “Pay your God first” tentu artinya bukan membayar pada Allah, karena tidak Allah memerlukan apapun dari makhluknya. Yang saya maksud adalah membayar kewajiban yang diminta Allah SWT. Baik itu berupa zakat, maupun infaq dan sedekah yang bersifat sukarela.

Prioritas pengeluaran kedua adalah, bayar hutang. Kenapa harus bayar hutang duluan sebelum yang lain? Karena risikonya besar kalau tertunda. Kena denda, kena bunga tambahan, dan lain-lain. Semakin ditunda, akan semakin besar lagi konsekuensinya.

Prioritas pengeluaran yang ketiga adalah untuk saving. Dari namanya saja sudah jelas, saving di sini maksudnya adalah menabung. Baik itu menabung untuk dana cadangan, ataupun investasi untuk masa depan seperti dana pensiun dan sebagainya. Asuransi pun saya masukkan di sini. Karena pos ini saya anggap sebagai keperluan di masa depan.

Dan prioritas terakhir yaitu pengeluaran untuk shopping alias konsumsi. Mulai dari makanan, transport, dan sebagainya yang kita nikmati saat ini juga. Pengeluaran yang ini saya sarankan ambil dari sisanya saja setelah membayar zakat, setelah dipotong zakat, dan setelah menabung. Karena pengeluaran ini cenderung tidak ada batas maksimalnya. Kalau ada uang 1 juta, bisa habis untuk konsumsi saja. Kalau ada uangnya 10 juta bisa habis hanya untuk konsumsi.

Mungkin ada juga nyeletuk “Lho, kalo gitu sama aja dong… selama ini juga habis-habis aja kok, malah kadang kurang… Ya, paling urutannya aja yang beda. Biasanya belanja dulu, kalo ada sisa baru deh ditabung, kalo ditagih baru deh bayar hutang. Sedekah? Kalo inget….”

Beda dong kalo gitu…!
Kenapa selama ini gagal menabung dengan rutin? Karena menunggu SISA. Dan seperti yang sudah saya katakan di atas, uang sulit sekali untuk bersisa.

Pengeluarannya mungkin sama saja, jumlahnya juga sama saja. Tapi mindset kita adalah MENGHABISKAN, bukan MENYISAKAN. Sehingga lebih mudah dan menyenangkan untuk dijalankan.

Jadi kesimpulannya adalah, mari kita HABISKAN uang kita di jalan yang benar dan menyenangkan. Bukan MENYISAKANNYA dgn sakit hati dan terpaksa.

Oleh : Ahmad Ghozali-Finansial Planer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar