Jumat, 28 September 2012

MENGHARGAI WAKTU

    Waktu adalah momentum untuk kita mengukir prestasi. Demi masa…demikianlah Allah bersumpah menegaskan bahwa sesungguhnya manusia pasti akan merugi kalau tidak memperhatikan waktu kecuali 4 : Orang yang beriman
        Orang yang beramal shalih
        Orang yang menasehati dalam kebernaran
        Orang yang menasehati dalam kesabaran
 Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Ashr 1-3 :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
Menyikapi ayat ini Imam Syafi’I rahimahullah berkata “Seandainya manusia memahami ayat ini cukuplah agama ini baginya..” apa maksudnya? Surat ini merupakan intisari bahwa hidup adalah kumpulan waktu. Yang tak mampu menggunakan waktu dialah orang yang dijamin bakal rugi.
Rasululloh Saw bersabda :
Ada dua nikmat dimana banyak orang yang tertipu dengan keduanya : Nikmat sehat dan waktu luang (HR.Bukhari dari Ibnu Abbas)

Muhasabah Waktu
Menurut Nabi, rata-rata umur umatnya sekitar 60 tahun. Waktu kita sama dalam sehari 24 jam. Cara kita menggunakan waktu kitalah yang membuat kita berbeda.
Kalau dihitung masing-masing waktu kita sama : 60 detik dalam 1 menit, 60 menit dalam 1 jam dan 24 jam dalam sehari, 7 hari sepekan dan seterusnya. Namun kata Imam Al Ghazali kalau orang umurnya 60 tahun rata-rata menjadikan 8 jam sehari untuk tidurnya maka dalam 60 tahun dia telah tidur dalam 20 tahun. Inna lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun. Dan itulah kebanyakan manusia mungkin juga kita.

Imam Syahid HAsan Al Banna pernah mengatakan, “Ketahuilah kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang tersedia, maka bantulah dengan sebaik-baiknya dan juka anda punya kepentingan atau tugas selesaikanlah segera.”
Perkataan ini menggambarkan betapa sedikitnya waktu kita dibandingkan dengan pekerjaan besar yang harus dikerjakan, amanah yang harus ditunaikan, cita-cita besar yang harus direalisasikan. Tetapi kita sering merasa tak memiliki kewajiban sehingga banyak waktu yang dibuang-buang. Ironisnya kita masih sering mengeluh merasa kurang waktu dan banyaknya tanggung jawab yang menjadi beban padahal kita sendiri yang sering menyia-nyiakan waktu yang ada.

Kisah para Ulama besar dalam memanfaatkan waktu mereka :
Imam Syafi’I, beliau membagi waktu malamnya menjadi tiga yakni sepertiga pertama untuk menulis ilmu, spertiga kedua untuk shalat malam, dan sepertiga ketiga untuk tidur.
Abu Hurairah, beliau dan keluarganya menghidupkan malamnya menjadi tiga. Sepertiga pertama ia berjaga sambil shalat,kemudian seprtiga kedua istrinya yang berjaga sambil shalat kemudia sepertiga yang terakhir oleh anaknya.

Oleh karena itu marilah kita menafaatkan sebaik-baiknya waktu kita untuk berbagai amal sholeh untuk akhirat maupun untuk bekerja dalam meraih kebahagiaan dunia. Jangan sampai waktu kita terbuang untuk hal-hal yang sia-sia apalagi untuk berbuat dosa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar